Mungkin itu yang
terbaik…
“maka hadaplah wajahmu dengan lurus
kepada agama(ALLAH),(tetaplah atas) fitrah Allah S.W.T yang menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan fitrah Allah S.W.T.
itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(QS.
Ar-Rum 30:30)
“..Dan DIA sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama sesuatu kesempitan...”
(QS.
Al-Hajj 22:78)
Sahabat,..
Pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang tidak pernah kita kenal siapa dia,? tidak pernah kita tanyakan dari mana asalnya?. Dan dia duduk seketika bersama kita, menyinggahi kamar kehidupan dan meninggalkan kalam bisunya di ruangan jiwa?. Hadirnya yang telah memberi kesan dalam kehidupan kita.. yang sebanyaknya menyedarkan kita agar melihat segala erti dari pelbagai dimensi..
Pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang tidak pernah kita kenal siapa dia,? tidak pernah kita tanyakan dari mana asalnya?. Dan dia duduk seketika bersama kita, menyinggahi kamar kehidupan dan meninggalkan kalam bisunya di ruangan jiwa?. Hadirnya yang telah memberi kesan dalam kehidupan kita.. yang sebanyaknya menyedarkan kita agar melihat segala erti dari pelbagai dimensi..
Dimensi
pertemuan itu berbeza,pabila saat kita tidak pernah melihat wajahnya namun kita
bagaikan tahu bagaimana redup pandangannya. Dan tika kita tidak pernah sekali
pun mendengar suaranya, kita bagai kenal nada bahasanya. Menyingkap takbir
rahsia yang mengerti hanya yang memahami..sesungguhnya Dia lebih Mengetahui…
Dan tertarik kita pada agamanya, saat tazkirah dan nasihat menjadi utusan hatinya.. saat hadis-hadis Baginda bermain dalam ratib bahasanya dan Al Huda menjadi ayat karangan jiwanya. Dan saat itu bagi kita, sahabat adalah keperluan jiwa disaat masih mencari dan mengenal erti.. Dialah ladang hati, yang ditaburi dengan kasih dan dituai dengan penuh rasa terima kasih. Dan pada kita, dialah anugerah istimewa dariNya saat kita memohon padaNya memilih teman perjalanan yang terbaik dalam kembara di bahtera perjuangan di atas jalanNya.
Dan tertarik kita pada agamanya, saat tazkirah dan nasihat menjadi utusan hatinya.. saat hadis-hadis Baginda bermain dalam ratib bahasanya dan Al Huda menjadi ayat karangan jiwanya. Dan saat itu bagi kita, sahabat adalah keperluan jiwa disaat masih mencari dan mengenal erti.. Dialah ladang hati, yang ditaburi dengan kasih dan dituai dengan penuh rasa terima kasih. Dan pada kita, dialah anugerah istimewa dariNya saat kita memohon padaNya memilih teman perjalanan yang terbaik dalam kembara di bahtera perjuangan di atas jalanNya.
Begitu tika Dia hadirkannya berkali-kali menemani bahtera kita, saat istikharah yang kita pinta menjadi jawapanNya. Sehingga seluruh jiwa kita menyangka dialah sahabat yang bakal menjadi menjadi tonggak perjuangan selama masa kehidupan. Dan tika itu kita mengharapkan persahabatan yang berpanjangan dengan ikatan yang lebih kukuh dan diredhai.. agar utusan hatinya sentiasa menemani kita, ratib bahasanya terus didendangkan di telinga dan karangan jiwanya terus kemas terukir saat kita alpa..selemah manusia.
Dan hakikatnya tidak ada
prasangka, bagaimana andai hadir kita memberi masalah padanya.. kewujudan kita
tanpa sedar mengganggu hatinya bertemu Pencipta. Dan kita terpaku tiba-tiba,
dari doa yang kita pohon agar persahabatan dinaungi rahmatNya tiba-tiba
bertukar cela. Mungkinkah dalam persahabatan itu penuh terpalit dosa, apakah
nasihat dan kata kita me’lagha’kan jiwanya.. saat kita bersahabat kerana
agamaNya. Namun tiba saat mengharuskan kita sedar, saat pertemuan diqasadkan
untuk memburu redhaNya, maka perpisahan keranaNya pasti membuah makna.
Tika kita merunduk tawadhu` pada
ketentuanNya dalam kudus jiwa kita membelas pada ketentuan takdir.. yakinlah
Dia tidak pernah menganiaya hambaNya.
Jika itu telah tersurat maka tiada tempat lain untuk kita selain
menghadapinya. berusaha dan ikhtiar. Menyelesaikannya, begitu indah tarbiahnya
seni didikan penuh yang tidak mampu untuk kita tafsir,. Allah tidak menjadikan sesuatu yang sia-sia
pada kita.hikmahnya yang tak tercapai akal kita untuk mengetahuinya, pengetahuan
kita tidak seluas pengetahuanNya..
jika kehadiran ini telah banyak menyusahkan insan diluar minda sedar, moga pemergian menghembuskan ketenangan. Dan membenih subur kerana ukhuwwah, biar jatuh gugur dalam mahabbah. Kerana
..Daun
yang jatuh takkan sekali-kali membenci angin..
Dan
amankanlah hatimu dengan janjiNya :
"..Dan sekali-kali tidaklah
Rabb-mu menganiaya hamba-hambaNya." Fussilat::46.
mengenang
satu doa dari seorang para utusanNya yang diberi ujian..moga diberi kekuatan..Lemahnya
kita sebagai hamba.. mudah terleka dengan keasyikan fana yang indah dipandangan
mata..ditutupi oleh musuh yang nyata..
tetapi..
“sesuatu
yang suci itu,..bukanlah melemahkan tetapi maembangkitkan jika ia benar-benar disirami iman atas dasar yang Maha Esa”..
“Wahai
Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka padaku. Dan
jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan
cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang2
yang bodoh.”
(QS.
Yusuf 12:33)
“ Wahai Tuhanku, betapa
telah Kau aturkan perkenalan sehingga membenihnya persahabatan dan Kau pupuk ia
tumbuh subur di hati kami agar bercambah keimanan. Namun andai hadirku menjadi
ulat yang merosakkan antara dia denganMU, maka tidak ada tangguh untukku
berundur dari dalam hidupnya.
KeranaMu Tuhanku, saat aku memohon teman yang mengemburkan keimanan dan Kau anugerahkan dia menjadi pohon singgahana agar rimbunnya menjadi teduhanku dari bahang kemarau kehidupan. Bagaimana Kau meminta dia dariku kembali, sedang aku dan dia nyata milik-MU.
PadaMu ku serahkannya, andai pengorbanan itu mahar keredhaan. Kerana saat Kau hadirkan pertemuan, telahku redha untuk sebuah perpisahan.”
KeranaMu Tuhanku, saat aku memohon teman yang mengemburkan keimanan dan Kau anugerahkan dia menjadi pohon singgahana agar rimbunnya menjadi teduhanku dari bahang kemarau kehidupan. Bagaimana Kau meminta dia dariku kembali, sedang aku dan dia nyata milik-MU.
PadaMu ku serahkannya, andai pengorbanan itu mahar keredhaan. Kerana saat Kau hadirkan pertemuan, telahku redha untuk sebuah perpisahan.”
maaf atas segala khilaf..
maaf..satu penjelasan..tinta ini tiada kaitan dengan sesiapa yang pernah kenal diri ini mahupun yang akan kenal diri ini, insyaAllah.. tetapi ianya hanya idea bukan realiti tetapi adaptasi.. dan jika ia benar-benar terjadi atau akan terjadi ianya sesuatu kesilapan yang besar.. harus dielakkan..nyata nampak kecil...
ReplyDelete"hati2 dengan hati.." ;)